DEBIT
AIR SUNGAI
(Laporan Praktikum Hidrologi Hutan)
Oleh :
Agustin
Arisandi Mustika 1114151001
Cindy
Yoeland Violita 1114151012
Dingin
Prayoga 1114151019
Erwin 1114151029
Kiki
Dwi Anugrah 1114151038
M.
Bramsah 1114151041
Reni
Yulian 1114151051
Robi
Angger Kusuma 1114151059
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
BANDAR
LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Debit aliran adalah jumlah air yang
mengalir dalam satuan volume per waktu. Sedangkan debit air sungai adalah, tinggi
permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai.
Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau
aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).
Terdapat
tiga kemungkinan perubahan debit sungai yaitu laju pertambahan air bawah tanah
lebih kecil dari penurunan aliran air bawah tanah normal, laju
pertambahan air bawah tanah sama dengan laju penurunannya, sehingga debit
aliran menjadi konstan untuk sementara, dan laju pertambahan air bawah
tanah melebihi laju penurunan normal, sehingga terjadi kenaikan permukaan air
tanah dan debit sungai (Arsyad, 2006).
Proses terbentuknya debit sungai itu
terbentuk dengan adanya aliran air dari satu atau beberapa sumber air yang
berada di ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi,
dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian
yang cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh, akhirnya mengalir
keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling mudah tergerus air selanjutnya
air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yang paling rendah, mungkin mula
mula merata, namun karena ada bagian- bagian dipermukaan tanah yang tidak
begitu keras, maka mudahlah terkikis, sehingga menjadi alur alur yang tercipta
makin hari makin panjang, seiring dengan makin deras dan makin seringnya air
mengalir di alur itu, maka semakin panjang dan semakin dalam, alur itu akan
berbelok, atau bercabang, apabila air yang mengalir disitu terhalang oleh batu
sebesar alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn sungai di bawah
permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir dari atas, kemudian menemukan
bagian-bagan yang dapat di tembus ke bawah permukaan tanah dan mengalir ke arah
dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin lebar.
B. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan praktikum debit air sungai ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi
debit air sungai,
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara
perhitungan dan pengukuran debit air sungai,
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor
yang menentukan pengukuran debit air sungai.
C. Manfaat
Praktikum
Adapun manfaat praktikum debit air sungai
ini adalah praktikan dapat mengetahui bagaimana cara-cara dalam pengukuran
debit air dan mengetahui apa contoh dari kegunaan pengukuran debit air, serta dapat
mengetahui konstanta sungai
dan menghitung debit
air sungai tersebut
dengan menggunakan rumus.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Debit aliran adalah jumlah air yang
mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang
keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah
meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu
(Asdak,2002).
Aliran
sungai berasal dari hujan yang masuk kedalam alur sungai berupa aliran
permukaan dan aliran air dibawah permukaan,debit aliran sungai akan naik
setelah terjadi hujan yang cukup , kemudian yang turun
kembali setelah hujan selesai. Grafik yang menunjukan naik turunnya debit
sungai menurut waktu disebut hidrograf, bentuk hidrograf sungai
tergantung dari sifat hujan dan sifat daerah aliran sungai (
Arsyad,2006).
Terdapat
tiga kemungkinan perubahan debit sungai yaitu laju pertambahan air bawah tanah
lebih kecil dari penurunan aliran air bawah tanah normal, laju
pertambahan air bawah tanah sama dengan laju penurunannya, sehingga debit
aliran menjadi konstan untuk sementara, dan laju pertambahan air bawah
tanah melebihi laju penurunan normal, sehingga terjadi kenaikan permukaan air
tanah dan debit sungai (Arsyad, 2006).
Arus adalah gerak air (atau udara
atau fluida lainnya) yang mengalir. Alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan arus atau air di suatu lokasi, biasanya menggunakan perangkat tali
plastik dan bola pimpong (Hehanusa, 2001).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan
Adapun
alat yang dipergunakan dalam praktikum debit air sungai yaitu sebagai berikut.
Ø Bambu,
Ø Bola Pimpong,
Ø Pita Meter,
Ø Meteran,
Ø Stopwatch,
Ø Tali Rapia,
Ø Tally sheet,
Ø dan alat tulis.
Sedangkan bahan atau objek yang
dipergunakan dalam pengamatan dan pengukuran debit air sungai yaitu aliran
sungai yang berlokasi di Bataranila, Bandar Lampung.
B. Langkah
Kerja
Adapun
langkah kerja dalam pengamatan dan mengukuran debit air sungai yaitu sebagai
berikut.
1. Menentukan aliran sungai yang akan
menjadi tempat pengukuran debit air sungai,
2. Mempersiapkan alat dan bahan dalam
pengukuran debit air sungai
3. Mengukur panjang sungai ,
4. Menentukan kedalaman air sungai,
5. Menghitung waktu jatuhnya bola pimpong
dari hulu ke hilir sungai sebanyak 5 kali pengulangan.
C. Rumus
Debit Air Sungai
Berikut
ini adalah cara perhitungan dalam mencari debit air sungai.
1. V = S/T
Keterangan
: V = Kecepatan (m/s), S = Jarak (m), T = Waktu (s),
2. A = P X L
Keterangan
: A = Luas penampang (m²), P = panjang (m), L = Lebar (m),
3. Q = A X V
Keterangan
: Q = Debit air (m/s), A = Luas penampang (m²), V = Kecapatan (m/s).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pangukuran
Berikuti ini adalah data hasil
pengukuran dan perhitungan debit air sungai yakni sebagai berikut.
T
(detik)
|
Trata-rata
|
V (m/s)
|
||||
T1
|
T2
|
T3
|
T4
|
T5
|
||
7,37
|
7,33
|
8,32
|
7,38
|
7,48
|
7,58
|
0,66
|
Kedalaman
(m)
|
A (m2)
|
S (m)
|
L (m)
|
||||||
K1
|
K2
|
K3
|
K4
|
A1
|
A2
|
A3
|
A4
|
||
0,5
|
0,5
|
0,37
|
0,55
|
0,63
|
0,63
|
0,23
|
0,55
|
5
|
5
|
2.
Pembahasan
Praktikum hidrologi
hutan dilakukan di anak sungai yang ada di Bataranila. Pengukuran debit air
sungai ini dilakukan untuk mengukur jumlah air yang mengalir pada sungai yang
di ukur. Langkah- langkah yang dilakukan dalam mengukur debit sungai ini yaitu
mengukur dan menghitung luas penampang sungai serta kecepatan alirannya.
Menghitung luas penampang yang dilakukan yaitu mengukur panjang sungai serta
lebar sungai. Panjang sungai yang diukur sepanjang 5 meter serta lebar
sungainya 5 meter. Rata- rata waktu yang diukur yaitu 7,58 detik. Dari data
tersebut didapatkan luas penampang sungai sebesar 1,83 m2. Kecepatan
aliran sungai didapatkan dengan membagikan antara panjang sungai dan rata- rata
waktu didapatkan sebesar 0,66 m/s. Sementara itu untuk mengukur debit air dari
sungai dengan mengalikan antara luas penampang dan kecepatan aliran. Didapatkan
hasil yaitu 1,1 m3/s. Berdasarkan hasil tersebut berarti setiap
detik sungai tersebut mengalirkan 1,1 m3 air.
Debit
aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air
ini merupakan factor yang penting sebagai penentu dalam pengelolaan daerah
aliran sungai. Pelestarian hutan merupakan hal penting penentu jumlah air yang
mengalir dari suatu sungai. Semakin baik kondisi suatu hutan maka semakin baik
kondisi sungai tersebut dan keberlanjutan aliran sungai akan selalu terjaga.
Hutan sebagai daerah penyerap air hujan yang kemudian menjadi air tanah. Hutan
ini juga akan mengurangi erosi badan sungai yang dikarenakan badan tanah ini
akan diikat oleh perakaran dari pohon yang ada di sekitar sungai.
Faktor-
faktor yang mempengaruhi debit air yaitu intensitas air hujan, curah hujan
merupakan salah satu factor utama yang memiliki komponen musiman yang dapat
secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan karakteristik
musim hujan panjang (kemarau pendek), atau kemarau panjang (musim hujan
pendek). Yang dapat menyebabkan bertambah dan berkurangnya debit air. Faktor
kedua adalah penggundulan hutan, fungsi utama hutan dalam kaitan dengan
hidrologi adalah sebagai penahan tanah yang mempunyai kelerengan tinggi,
sehingga akir hujan yang jatuh di daerah tersebut tertahan dan meresap kedalam
tanah yang selanjutnya akan menjadi air tanah. Sedangkan faktor selanjutnya
adalah intersepsi, merupakan proses ketika air hujan jatuh pada permukaan
vegetasi diatas permukaan tanah, tertahan beberapa saat, untuk diuapkan kembali
ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan.
Dalam menghitung dan mengukur debit air sungai
yang harus diperhatikan adalah apakah pengukuran dilakukan ketika terjadi
evaporasi ataupun belum terjadi evaporasi, karena evaporasi merupakan komponen yang
penting, dimana evaporasi ini menentukan dalam membuat air baru. Evaporasi
merupakan proses penguapan air yang ada di permukaan bumi. Dimana penguapan ini
akan terkondensasi menjadi awan yang pada kondisi tertentu akan mengeluarkan
titik- titik air yang kemudian menjadi hujan. Dan air hujan ini akan
menggantikan air dipermukaan bumi yang sudah diuapkan dan akan berubah menjadi
air baru.
Pengukuran
debit air sungai ini terdapat kendala- kendala yaitu penampang sungai yang disisi
kanan dan kirinya serta di bawah permukaan terdapat bebatuan besar, sehingga
dalam pengukuran kedalaman air sungai dan panjang air sungai tidak mendapatkan
nilai yang pasti walaupun sudah diukur dengan benar, karena lapisan dasar
sungai tidak terukur dengan pasti.
Solusi pada
kendala pengukuiranb debit air sungai yakni, ada beberapa rumus yang dapat
menghitung debit air sungai dalam kondisi yang ditemukan kelompok kami
sebelumnya.
V. KESIMPULAN
Dari praktikum debit air sungai
dapat diambil kesimpulan yaitu, sebagai berikut.
1. Debit air sungai adalah, tinggi
permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai.
Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang lain debit atau
aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m3/dt).
2. Rumus mencari debit air sungai yaitu
sebagai berikut, Q = A X V
Keterangan
: Q = Debit air (m/s), A = Luas penampang (m²), V = Kecapatan(m/s).
3. Faktor- faktor yang mempengaruhi
debit air yaitu intensitas air hujan, curah hujan merupakan salah satu factor
utama yang memiliki komponen musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit
air, dan siklus tahunan dengan karakteristik musim hujan panjang (kemarau
pendek), atau kemarau panjang (musim hujan pendek). Yang dapat menyebabkan
bertambah dan berkurangnya debit air. Faktor kedua adalah penggundulan hutan, fungsi
utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah yang
mempunyai kelerengan tinggi, sehingga akir hujan yang jatuh di daerah tersebut
tertahan dan meresap kedalam tanah yang selanjutnya akan menjadi air tanah. Sedangkan
faktor selanjutnya adalah intersepsi, merupakan proses ketika air hujan jatuh
pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah, tertahan beberapa saat, untuk
diuapkan kembali ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak,
2012. Pengertian debit air sungai. http://wandycivilengeneering.blogspot.com/2012/10/debit-aliran-air
sungai.html. Diakses pada
tanggal 29 Mei 2013, pukul 20.13 WIB.
Arsyad, 2006. Faktor perubahan debit air sungai. http://diyanpleiades.blogspot.com/2011/12/debit-air.html. Diakses pada
tanggal 29 Mei 2013, pukul 20.20 WIB.
Hehanusa, 2001. Debit air sungai. http://catetankuliah.blogspot.com/2009/05/laporan-praktikum-persamaan-bernaulli.html.
Diakses
pada tanggal 29 Mei 2013, pukul 20.28 WIB.
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri