Kamis, 17 Agustus 2017

Laporan Biometrika Hutan - Kehutanan






I.     PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Kayu merupakan produk yang sangat penting dalam kegiatan pengusahaan hutan, karena itu pengukuran dimensi kayu harus dilakukan dengan cermat agar dapat diperoleh taksiran volume kayu yang akurat yaitu taksiran volume yang mendekati nilai volume yang sebenarnya. Salah satu cara yang sudah dikenal luas dalam penentuan volume batang pohon adalah dengan menggunakan rumus empiris seperti rumus Brereton, Smalian, Huber, Hoppus dan Newton (Husch, 1963). Bruce (1982) mengemukakan rumus lain yang disebut rumus Bruce, yang merupakan variasi dari rumus Smalian. Sedangkan Wood, Wiant, Loy dan Miles (1990) sejak 1989 mengembangkan cara pendugaan volume dengan menggunakan rumus centroid, yang merupakan pengembangan dan kombinasi dari rumus Newton dan persamaan (fungsi) taper.

Di Indonesia, dewasa ini cara pengukuran dan penentuan volume kayu bulat (log) rimba sejak tahun 1970 diatur dalam Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Kehutanan No. 2442/A-2/DD/1970 tentang Peraturan Pengukuran dan Tabel Isi Kayu Bulat Rimba Indonesia. Dalam SK tersebut, penentuan volume kayu ditetapkan dengan menggunakan rumus Brereton yang semata-mata berdasarkan pertimbangan kepraktisan dalam memperoleh data yang diperlukan yaitu diameter pangkal dan ujung serta panjang log.



B.     Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.      Mahasiswa dapat mengetahui volume log dari pohon yang diukur.
2.      Mahasiswa dapat menentukan diameter pohon perseksi.
3.      Mahasiswa mengetahui LBD pohon sebagai pengukur volume dengan menggunakan rumus Smalian, Huber dan Newton.





II.  METODE PRAKTIKUM

 
      A. Alat dan Bahan

Pada praktikum volume log ini menggunakan alat dan bahan yaitu:
1.      Alat pengukur diameter pohon (pita ukur dan bitterlich)
2.      Tally sheet untuk mnegukur data lapangan
3.      Kalkulator dan alat tulis. 

      B. Cara Kerja

Cara kerja yang akan dilakukan pada praktikum pengukuran volume log ini meliputi:
1.      Menentukan lokasi pengambilan data pengukuran dengan jenis-jenis pohon masing-masing 7 pohon.
2.      Ukur diameter pohon setinggi 0,25; 0,75; 1,25; 1,75; 2,25 m.
3.      Hitung LBD dengan rumus LBD = 2
4.      Hitung volume smalian, huber, dan newton dengan memasukkan data ke dalam rumus.
5.      Masukkan data dalam tally sheet
6.      Buat denah lokasinya
7.      Membuat laporan sementara dan laporan hasil praktikum.



III.    HASIL DAN PEMBAHASAN


 
      A. Hasil Pengukuran

Di bawah ini merupakan tabel hasil pengukuran diameter pada setiap ketinggian batang pohon yang berbeda,
Tabel1. Diameter Batang pada Ketinggian yang Berbeda
No.
Nama pohon
Diameter (m)
Keterangan
0,25
0,75
1,25
1,75
2,25
1.
Merbau darat
0,26
0,24
0,23
0,21
0,20
K6P045
2.
Wareng
0,33
0,27
0,25
0,24
0,23
K6P032
3.
Wareng
0,33
0,30
0,26
0,25
0,24
K1P022
4.
Wareng
0,33
0.28
0,26
0,24
0,24
K1P013
5.
Wareng
0,26
0,23
0,21
0,20
0,19
K6P016
6.
Wareng
0,37
0.32
0,29
0,27
0,25
K1P020
7.
Pohon x
0,30
0,27
0,26
0,26
0,25
K6P001





IV.    KESIMPULAN


Setelah dilakukan pengukuran volume log pada setiap pohon, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1.      Volume log yang telah diukur pada setiap jenis pohon yang berbeda dan menggunakan rumus yang berbeda pula memiliki keragaman yaitu 0,01m3, 0,02 m3, 0,03m3, 0,04m3 dan 0,05m3..
2.      Setiap pohon memiliki diameter perseksi yang berbeda-beda. Namun kesamaan setiap pohon ialah semakin tinggi pengukuran diameter suatu pohon, maka diameternya un semakin kecil. .
3.      LBD setiap jenis pohon diketahui sebagai pengukur volume log dengan menggunakan rumus Smalian, Huber dan Newton.




DAFTAR PUSTAKA


BRUCE, D. 1982. Butt Log Volume Estimators. For. Sci., 28(3): 489-503.

CHAPMAN, H.H. and W.H. MEYER. 1949. Forest Mensuration. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.

HUSCH, B. 1963. Forest Mensuration and Statistics. The Ronald Press Co., New York.

















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Faktor-faktor Penyebab Illegal Logging di Indonesia

A. Latar Belakang  Illegal Logging Illegal logging atau pembalakan liar yang dilakukan di dalam maupun di luar kawasan hutan sepertinya ...