I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kayu
merupakan produk yang sangat penting dalam kegiatan pengusahaan hutan, karena
itu pengukuran dimensi kayu harus dilakukan dengan cermat agar dapat diperoleh
taksiran volume kayu yang akurat yaitu taksiran volume yang mendekati nilai
volume yang sebenarnya. Salah satu cara yang sudah dikenal luas dalam penentuan
volume batang pohon adalah dengan menggunakan rumus empiris seperti rumus
Brereton, Smalian, Huber, Hoppus dan Newton (Husch, 1963). Bruce (1982) mengemukakan
rumus lain yang disebut rumus Bruce, yang merupakan variasi dari rumus Smalian.
Sedangkan Wood, Wiant, Loy dan Miles (1990) sejak 1989 mengembangkan cara
pendugaan volume dengan menggunakan rumus centroid, yang merupakan pengembangan
dan kombinasi dari rumus Newton dan persamaan (fungsi) taper.
Di
Indonesia, dewasa ini cara pengukuran dan penentuan volume kayu bulat (log)
rimba sejak tahun 1970 diatur dalam Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal
Kehutanan No. 2442/A-2/DD/1970 tentang Peraturan Pengukuran dan Tabel Isi Kayu
Bulat Rimba Indonesia. Dalam SK tersebut, penentuan volume kayu ditetapkan
dengan menggunakan rumus Brereton yang semata-mata berdasarkan pertimbangan
kepraktisan dalam memperoleh data yang diperlukan yaitu diameter pangkal dan
ujung serta panjang log.
B.
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.
Mahasiswa dapat
mengetahui volume log dari pohon yang diukur.
2.
Mahasiswa dapat
menentukan diameter pohon perseksi.
3.
Mahasiswa mengetahui
LBD pohon sebagai pengukur volume dengan menggunakan rumus Smalian, Huber dan
Newton.
II.
METODE
PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan
Pada praktikum volume log ini
menggunakan alat dan bahan yaitu:
1.
Alat pengukur diameter
pohon (pita ukur dan bitterlich)
2.
Tally sheet untuk
mnegukur data lapangan
3.
Kalkulator dan alat
tulis.
B. Cara
Kerja
Cara kerja yang akan dilakukan pada
praktikum pengukuran volume log ini meliputi:
1.
Menentukan lokasi
pengambilan data pengukuran dengan jenis-jenis pohon masing-masing 7 pohon.
2.
Ukur diameter pohon
setinggi 0,25; 0,75; 1,25; 1,75; 2,25 m.
3.
Hitung LBD dengan rumus
LBD = 2
4.
Hitung volume smalian,
huber, dan newton dengan memasukkan data ke dalam rumus.
5.
Masukkan data dalam
tally sheet
6.
Buat denah lokasinya
7.
Membuat laporan
sementara dan laporan hasil praktikum.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengukuran
Di bawah ini merupakan tabel hasil
pengukuran diameter pada setiap ketinggian batang pohon yang berbeda,
Tabel1. Diameter Batang pada Ketinggian
yang Berbeda
No.
|
Nama
pohon
|
Diameter
(m)
|
Keterangan
|
||||
0,25
|
0,75
|
1,25
|
1,75
|
2,25
|
|||
1.
|
Merbau
darat
|
0,26
|
0,24
|
0,23
|
0,21
|
0,20
|
K6P045
|
2.
|
Wareng
|
0,33
|
0,27
|
0,25
|
0,24
|
0,23
|
K6P032
|
3.
|
Wareng
|
0,33
|
0,30
|
0,26
|
0,25
|
0,24
|
K1P022
|
4.
|
Wareng
|
0,33
|
0.28
|
0,26
|
0,24
|
0,24
|
K1P013
|
5.
|
Wareng
|
0,26
|
0,23
|
0,21
|
0,20
|
0,19
|
K6P016
|
6.
|
Wareng
|
0,37
|
0.32
|
0,29
|
0,27
|
0,25
|
K1P020
|
7.
|
Pohon x
|
0,30
|
0,27
|
0,26
|
0,26
|
0,25
|
K6P001
|
IV.
KESIMPULAN
Setelah
dilakukan pengukuran volume log pada setiap pohon, dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut.
1. Volume
log yang telah diukur pada setiap jenis pohon yang berbeda dan menggunakan
rumus yang berbeda pula memiliki keragaman yaitu 0,01m3, 0,02 m3, 0,03m3,
0,04m3 dan 0,05m3..
2. Setiap
pohon memiliki diameter perseksi yang berbeda-beda. Namun kesamaan setiap pohon
ialah semakin tinggi pengukuran diameter suatu pohon, maka diameternya un
semakin kecil. .
3. LBD
setiap jenis pohon diketahui sebagai pengukur volume log dengan menggunakan
rumus Smalian, Huber dan Newton.
DAFTAR
PUSTAKA
BRUCE,
D. 1982. Butt Log Volume Estimators. For.
Sci., 28(3): 489-503.
CHAPMAN,
H.H. and W.H. MEYER. 1949. Forest
Mensuration. McGraw-Hill Book Company Inc. New York.
HUSCH,
B. 1963. Forest Mensuration and
Statistics. The Ronald Press Co., New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar